Bagaimana Scrum Terkait dengan Manifesto Agile?

Manifesto Agile

Manifesto Agile merinci beberapa filosofi agile dasar, salah satunya adalah preferensi untuk kontrol Proses Empiris — yang menegaskan bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman dan pengambilan keputusan didasarkan pada apa yang diketahui.

Scrum adalah proses empiris yang berdasarkan pada inspeksi, adaptasi, dan transparansi yang sejalan dengan nilai-nilai Manifesto Agile dan 12 Prinsip Agile:

Manifesto Agile

Bagaimana Kerangka Scrum Selaras dengan Manifesto Agile

Manifesto Agile membahas pentingnya orang, Produk, umpan balik, dan respons terhadap perubahan.

Scrum konsisten dengan Manifesto, karena elemen intinya adalah: mengirimkan Produk yang berfungsi setiap sprint, melakukan inspeksi dan adaptasi setiap hari, dan mempercayai Tim. Scrum telah banyak berubah sejak 1993. Scrum modern, seperti yang kita kenal saat ini, mengambil dasar-dasar dari Manifesto Agile dan menerapkannya dalam kenyataan yang dapat digunakan.

Scrum adalah kerangka kerja Agile dan, dengan demikian, konsisten dengan nilai-nilai Manifesto Agile:

Individu dan interaksi lebih penting daripada proses dan alat
Scrum adalah pendekatan berbasis tim untuk memberikan nilai kepada bisnis. Anggota tim bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis bersama. Kerangka kerja Scrum mendorong interaksi yang efektif antara anggota tim sehingga tim memberikan nilai kepada bisnis.

Perangkat lunak yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang komprehensif
Scrum memerlukan peningkatan produk yang berfungsi dan selesai sebagai hasil utama dari setiap sprint. Apa pun aktivitas yang terjadi selama sprint, fokusnya adalah pada penciptaan peningkatan produk. Tujuan tim Scrum adalah untuk menghasilkan peningkatan produk setiap sprint. Peningkatan tersebut mungkin belum mencakup cukup fungsionalitas bagi bisnis untuk memutuskan untuk mengirimkannya, tetapi tugas tim adalah memastikan bahwa fungsionalitas yang ada memiliki kualitas yang dapat dikirim.

Kolaborasi dengan pelanggan lebih penting daripada negosiasi kontrak
Scrum adalah kerangka kerja yang dirancang untuk mempromosikan dan memfasilitasi kolaborasi. Anggota tim berkolaborasi satu sama lain untuk menemukan cara terbaik untuk membangun dan mengirimkan perangkat lunak, atau hasil lainnya, kepada bisnis. Tim, terutama pemilik produk, berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk memeriksa dan mengadaptasi visi produk sehingga produk akan seberharga mungkin.

Menanggapi perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana
Tim Scrum membuat rencana secara teratur. Sebagai permulaan, mereka merencanakan sprint saat ini. Selain itu, banyak tim membuat rencana jangka panjang, seperti rencana rilis dan peta jalan produk. Rencana ini membantu tim dan bisnis membuat keputusan. Namun, tujuan tim bukanlah untuk mengikuti rencana secara membabi buta; tujuannya adalah untuk menciptakan nilai dan menerima perubahan. Pada dasarnya, proses pemikiran dan ide yang diperlukan untuk perencanaan lebih penting daripada rencana itu sendiri.

Rencana yang dibuat lebih awal didasarkan pada informasi yang lebih sedikit daripada yang akan tersedia di masa depan, jadi, secara alami, itu mungkin bukan rencana terbaik. Saat informasi baru ditemukan, tim memperbarui backlog produk. Itu berarti arah produk kemungkinan akan berubah. Perencanaan yang berkelanjutan ini meningkatkan peluang keberhasilan tim karena menggabungkan pengetahuan baru ke dalam pengalaman.

Tim Scrum terus-menerus merespons perubahan sehingga hasil terbaik dapat dicapai. Scrum dapat digambarkan sebagai kerangka kerja dari umpan balik, memungkinkan tim untuk terus-menerus melakukan inspeksi dan adaptasi sehingga produk memberikan nilai maksimum.

Artikel Scrum dan Agile Lainnya

This post is also available in Deutsch, English, Español, فارسی, Français, 日本語, Polski, Portuguese, Ру́сский, Việt Nam, 简体中文 and 繁體中文.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *